skip to main | skip to sidebar
  • Contact
    • Contact Us
    • Advertise
    • About

Cewek Terlarang

  • Kisah Dewasa
  • Pemerkosaan
  • Foto Bugil
  • Film Dewasa
  • Download Bokep
  • Cerita Dewasa
  • Kisah Telanjang
  • Gudang Bokep
  • Foto Seksi
  • Foto Bugil
Rabu, 19 Februari 2014

Review Lightning Returns – FF XIII: Penutup yang Tidak Memuaskan!

03.55 By cerita sex



Review Lightning Returns – FF XIII: Penutup yang Tidak Memuaskan!

source : Jagatplay

Lightning Returns - FF XIII (3)
Sebuah trilogi, ini mungkin menjadi konsep yang belum pernah diterapkan oleh Square Enix sebelumnya, apalagi terkait dengan franchise RPG andalannya – Final Fantasy. Identik dengan perubahan cerita, karakter, dan dunia keseluruhan setiap kali sebuah seri dilahirkan, Square Enix memilih untuk memperpanjang cerita salah satu heroine ternama Final Fantasy – Lightning ke dalam tiga seri yang berbeda. Tentu tidak hanya cerita, setiap seri ini dibangun dengan beragam eksperimen mekanik gameplay yang terhitung inovatif dan menarik. Setelah berkiprah selama beberapa tahun terakhir ini, sebuah seri konklusi akhirnya meluncur untuk Playstation 3 dan Xbox 360. Lightning akhirnya kembali.
Terlepas dari judul aneh – Lightning Returns: Final Fantasy XIII yang ia usung, Square Enix memang sempat mengklaim bahwa kesimpulan dari saga Lightning ini akan menghadirkan begitu banyak hal baru, terutama dari sisi mekanik gameplay. Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja mulai sedikit mendapatkan gambaran akan apa yang berbeda, jika dibandingkan dengan dua seri sebelumnya. Satu yang pasti, kesan pertama yang ia tawarkan memang sangat bertolak belakang dengan seri Final Fantasy XIII yang pertama. Konsep open-world, sistem pertempuran yang membutuhkan strategi tersendiri, dan eksistensi Lightning sebagai karakter utama yang terlihat begitu kuat menjadi identitas utama.
Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Lighting Returns – FF XIII ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah seri penutup yang tidak memuaskan?

Plot

Lightning Returns: FF XIII mengambil setting 500 tahun setelah event terakhir XIII-2. Dunia kini bersiap menghadapi akhir zaman.
Lightning Returns: FF XIII mengambil setting 500 tahun setelah event terakhir XIII-2. Dunia kini bersiap menghadapi akhir zaman.
Mengambil setting 500 tahun sejak event di Final Fantasy XIII-2, Lightning akhirnya terbangun dari tidur panjangnya. Namun alih-alih berhadapan dengan dunia yang selama ini ia kenal, semesta kini berada di ujung kehancuran dan bersiap untuk menyambut akhir zaman. Chaos – sang kekuatan kegelapan sudah melahap sebagian besar wilayah yang ada. Sebagai efek sampingnya, manusia yang tersisa harus tersiksa dengan kehidupan abadi dan menjadi saksi dari momen menyeramkan yang tidak bisa dihindari ini. Efek samping yang lain? Mereka tidak bisa lagi menua dan bereproduksi, dan hanya menunggu untuk mati. Di tengah dunia yang sekarat inilah, Lightning hadir dengan identitas barunya, sebagai “The Savior”.
Setelah berakhirnya event di XIII-2, Lightning akhirnya dibangunkan oleh sang Dewa tertinggi – Bhunivelze untuk mempersiapkan sebuah dunia baru yang akan ia ciptakan setelah kehancuran total. “Kiamat” ini sendiri akan terjadi 13 hari setelah Lightning dibangunkan. Bhunivelze membutuhkan jiwa-jiwa terbaik untuk menempati dunia barunya ini dan Lightning – tak ubahnya seorang Valkyrie, bertugas untuk mencari dan memilih jiwa-jiwa yang menurutnya pantas, untuk diselamatkan. Perjalanan pun dimulai. Sebagai gantinya? Bhunivezle akan menghidupkan dan membawa kembali Serah – adik tercinta Lightning di dunia baru ini. Fokus pertama Lightning? Tentu saja teman-teman seperjuangannya, yang saat ini, seperti manusia yang lain, telah hidup terpisah selama 500 tahun. Teman-teman yang bukan lagi seperti yang Lightning kenal.
Dihidupkan kembali oleh sang "Tuhan" - Bhunivelze, Lightning diminta untuk menyelamatkan jiwa-jiwa manusia yang menurutnya pantas untuk menempati dunia baru yang sedang ia rencanakan setelah kehancuran total. Sebagai gantinya? Bhunivelze akan membawa Serah hidup kembali.
Dihidupkan kembali oleh sang “Tuhan” – Bhunivelze, Lightning diminta untuk menyelamatkan jiwa-jiwa manusia yang menurutnya pantas untuk menempati dunia baru yang sedang ia rencanakan setelah kehancuran total. Sebagai gantinya? Bhunivelze akan membawa Serah hidup kembali.
500 tahun bukanlah waktu yang singkat, dan Lightning justru harus berhadapan dengan sahabat-sahabatnya yang kini sudah berubah.
500 tahun bukanlah waktu yang singkat, dan Lightning justru harus berhadapan dengan sahabat-sahabatnya yang kini sudah berubah.
Dan Lightning harus berhadapan dengan sosok wanita misterius bernama Lumina.
Dan Lightning harus berhadapan dengan sosok wanita misterius bernama Lumina.
Namun perjalanan ini sendiri bukanlah sesuatu yang mudah. Selain harus berhadapan dengan fakta waktu yang sangat terbatas, Lightning juga harus berhadapan dengan gelombang Chaos, yang perlahan namun pasti, terus meluas. Tidak hanya itu saja, konflik yang kentara dengan karakter-karakter yang selama ini menjadi companion terbaik Lightning ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. 500 tahun sejak pertemuan terakhir, hampir semua karakter ini harus berhadapan dengan rasa kehilangan, konflik, kemarahan, dan kekecewaan, yang harus mereka hadapi tanpa dukungan Lightning sama sekali. Di atas itu semua? Lightning juga harus  berhadapan dengan sosok wanita misterius yang bahkan tidak dimengerti oleh Bhunivelze sendiri – Lumina, yang secara bebas bisa masuk dan keluar dari aksi Lightning begitu saja.
Mampukah Lightning menjalankan tugas super berat ini?
Mampukah Lightning menjalankan tugas super berat ini?

Mampukah Lightning mengemban tugas dari Bhunivelze ini dan bertemu kembali dengan sang adik tercinta – Serah? Mampukah ia menyelamatkan jiwa dari teman-teman yang selama ini ia sayangi? Siapa sebenarnya Lumina? Semua dari misteri ini akan bisa Anda jawab dengan memainkan Lightning Returns: Final Fantasy XIII ini.

Sistem schemata membuat Lightning tidak terlihat seperti seorang Savior yang ditakuti, tetapi seorang cosplayer yang tengah asyik bereksperimen.
Sistem schemata membuat Lightning tidak terlihat seperti seorang Savior yang ditakuti, tetapi seorang cosplayer yang tengah asyik bereksperimen.
Schemata adalah sebuah sistem pertarungan unik yang memberikan Anda kebebasan untuk menjajal varian serangan seperti apa yang paling adaptif dan efektif untuk digunakan di setiap skenario battle yang Anda temui. Namun di sisi yang lain, ia menjadi sebuah konsep yang sedikit dilematis, terutama Anda yang sempat memainkan dua seri Final Fantasy sebelumnya. Apa pasal? Karena seperti halnya sistem job di X-2, Schemata juga mengubah tampilan Lightning secara penuh, yang alih-alih membuatnya terlihat seperti seorang ksatria penyelamat akhir zaman, ia lebih terasa seperti remaja penggila cosplay dengan keprbadian yang aneh.
Ada begitu banyak, puluhan kombinasi yang bisa Anda suntikkan sebagai schemata dari Lightning. Berita buruknya? Tidak semuanya didesain dengan pertimbangan yang menurut kami pribadi, matang. Matang dalam pengertian, dibangun dengan mempertimbangkan aspek kepribadian Lightning yang selama ini kita kenal. Terkenal sebagai tokoh heroine yang cukup dingin dan tidak pernah terlihat “manja”, Anda tiba-tiba berhadapan dengan serangkaian pakaian schemata yang terbuka – mengekspos begitu banyak lekuk tubuh Lightning yang selama ini selalu tertutup.
Beberapa pakaian terasa berada di luar "batas kewajaran" dan cenderung bertolak belakang dengan apa yang kita kenal dari sosokk Lightning selama ini. Should have given this role to Vanille!
Beberapa pakaian terasa berada di luar “batas kewajaran” dan cenderung bertolak belakang dengan apa yang kita kenal dari sosokk Lightning selama ini. Should have given this role to Vanille!
Terlalu absurd untuk dipahami.
Terlalu absurd untuk dipahami.
Sistem adornments juga menyuntikkan ekstra kosmetik yang seringkali mengaburkan ilusi bahwa Anda tengah berada di tengah momen yang serius. Contoh? Kaktuar kecil kami yang lucu.
Sistem adornments juga menyuntikkan ekstra kosmetik yang seringkali mengaburkan ilusi bahwa Anda tengah berada di tengah momen yang serius. Contoh? Kaktuar kecil kami yang lucu.
Seolah mengaburkan ilusi tentang kisah dunia yang gelap, bertarung dengan menggunakan bikini berwarna biru atau sekedar pakaian karet ketat penuh cleveage berwarna pink bukanlah sesuatu yang cocok dengan citra yang selama ini dikenal dari Lightning. Apalagi Anda juga punya kesempatan untuk menyematkan item-item “Adornments” lucu yang memang didesain untuk “mempercantik” Lightning dan sekedar kosmetik tanpa buff status. Lalu Anda bertemu dengan kacamata, topi, tato, hingga telinga kelinci yang tetap akan bertahan di fisik Lightning, walaupun masuk ke dalam adegan cut-scene serius sekalipun. Lightning kini berubah dari petarung, menjadi cosplayer-cosplayer memanjakan mata yang mungkin seringkali Anda temui di fan page Facebook JagatPlay. Kinda absurd..

Kesimpulan

Sayang memang, ketika kita mengharapkan bahwa usaha “trilogi” ini akan memunculkan sebuah seri terakhir yang benar-benar memesona, memuaskan, dan mengobati kekecewaan di seri-seri sebelumnya, Lightning Returns: FF XIII justru terasa tidak istimewa dan terasa sulit untuk memikul tanggung jawab tersebut. Terlepas dari mekanik battle yang lebih kompleks dan menantang, serta implementasi schemata yang berhasil, seri ini tidak menawarkan kualitas yang cukup untuk mengundang decak kagum, seperti seri-seri Final Fantasy di masa lalu.
Sayang memang, ketika kita mengharapkan bahwa usaha “trilogi” ini akan memunculkan sebuah seri terakhir yang benar-benar memesona, memuaskan, dan mengobati kekecewaan di seri-seri sebelumnya, Lightning Returns: FF XIII justru terasa tidak istimewa dan terasa sulit untuk memikul tanggung jawab tersebut. Terlepas dari mekanik battle yang lebih kompleks dan menantang, serta implementasi schemata yang berhasil, seri ini tidak menawarkan kualitas yang cukup untuk mengundang decak kagum, seperti seri-seri Final Fantasy di masa lalu.
Lightning akhirnya kembali dan sayangnya, tidak untuk sebuah pengalaman yang benar-benar pantas untuk diposisikan sebagai sebuah seri penutup. Hadir dengan beberapa mekanisme gameplay yang baru, terutama dari keterbatasan waktu dan sistem pertarungan yang lebih kompleks dan menantang, Lightning Returns: FF XIII memang hadir dengan sensasi yang cukup menyegarkan dan inovatif, di saat yang sama. Anda yang sudah menikmati dua seri sebelumnya akan merasa bahwa ini adalah sebuah seri yang memang dibangun berbeda dari awal. Dengan mekanisme schemata yang tidak hanya berperan besar dalam sistem pertarungan, tetapi juga penampilan Lightning sendiri, diperkuat dengan sistem kamera yang lebih sinematik, Lightning Returns: FF XIII adalah sebuah game yang akan memanjakan para penggemar di sisi visual. Namun, penuh dengan celah yang membuatnya tidak terlihat memuaskan.
Terlepas dari beberapa poin kekurangan yang kami sematkan di sepanjang review di atas, seperti sub-quest yang cenderung monoton dan tampilan beberapa schemata yang “mencederai” identitas Lightning selama ini, ada satu kekurangan besar yang akhirnya membuat kami merasa tidak puas dengan Lightning Returns: FF XIII – plot. Sejak awal permainan, bagi para gamer yang sudah memainkan dua seri pertamanya, Lightning Returns: FF XIII seolah tercabut dari akar cerita yang selama ini menjadi pondasinya. Seolah “malas” membuat plot yang benar-benar bermutu, Square memainkan kartu “ratusan tahun” untuk mengubah karakter yang selama ini kita kenal, menjadikan mereka musuh dalam waktu singkat, dengan pondasi konflik yang sebenarnya tidak cukup kuat. Semua karakter ini terasa seperti remaja labil yang terperangkap dalam masalah masa lalu dan sulit tumbuh dewasa. Sosok Lightning juga pantas dipertanyakan. Semua cerita berpusat pada kiprahnya sebagai “nabi akhir zaman” ini terasa terlalu mengada-ngada dan tidak mencerminkan hubungan apapun yang kuat dengan identitasnya di seri sebelumnya.
Sayang memang, ketika kita mengharapkan bahwa usaha “trilogi” ini akan memunculkan sebuah seri terakhir yang benar-benar memesona, memuaskan, dan mengobati kekecewaan di seri-seri sebelumnya, Lightning Returns: FF XIII justru terasa tidak istimewa dan terasa sulit untuk memikul tanggung jawab tersebut. Terlepas dari mekanik battle yang lebih kompleks dan menantang, serta implementasi schemata yang berhasil, seri ini tidak menawarkan kualitas yang cukup untuk mengundang decak kagum, seperti seri-seri Final Fantasy di masa lalu. Plot mungkin menjadi lubang paling besar. Seri ini harus berakhir dengan terlalu biasa.

Kelebihan

Pendekatan sinematik yang membuat setiap momen terlihat lebih memanjakan mata.
Pendekatan sinematik yang membuat setiap momen terlihat lebih memanjakan mata.
  • Detail visual Lightning yang keren
  • Sistem battle yang lebih kompleks dan menantang
  • Sistem schemata yang unik
  • Konsep open-world dan kebebasan yang dieksekusi dengan cukup baik
  • Kehadiran cameo beberapa  nama “klasik” seri FF
  • Efek kamera sinematik yang memanjakan mata
  • Sistem waktu yang mendorong untuk melakukan time management

Kekurangan

Plot menjadi lubang terbesar dan terkesan terlalu "mengada-ngada". Menyedihkan untuk melihat bahwa setting 500 tahun setelah seri terakhir harus dibayar dengan pertumbuhan karakter yang sangat dangkal dan terkesan seperti remaja labil.
Plot menjadi lubang terbesar dan terkesan terlalu “mengada-ngada”. Menyedihkan untuk melihat bahwa setting 500 tahun setelah seri terakhir harus dibayar dengan pertumbuhan karakter yang sangat dangkal dan terkesan seperti remaja labil.
  • Plot yang terasa “mengada-ngada”
  • Beberapa kostum terasa berseberangan dengan kepribadian Lightning
  • Suara Hope yang menyebalkan
  • Variasi side mission yang hambar
  • Lompatan tingkat kesulitan yang cukup tinggi ketika melawan boss
  • Kostum-kostum keren yang hanya tersedia sebagai DLC
Cocok untuk gamer: yang sudah menyelesaikan dua seri FF XIII sebelumnya, yang penasaran dengan kombinasi JRPG + open world

Tidak cocok untuk gamer: yang tidak suka dengan sistem pertarungan JRPG yang aktif dan terasa bertele-tele, yang mudah frustrasi

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Download Bokep

Download Bokep

Cerita di Seks

Memuat...

Tante Girang

Memuat...

Memuat...

Cerita Pemerkosaan SPG

Memuat...

Label

  • Action/Adventure (10)
  • Aplikasi (4)
  • Aplikasi Android (5)
  • Blog (1)
  • Console (6)
  • Domain (1)
  • Download (6)
  • Download Game (31)
  • Fighting (3)
  • Game (6)
  • Games Android (1)
  • Games Nintendo Handheld (2)
  • Games PS1 (3)
  • Games PS2 (2)
  • Games PSP (4)
  • Games Windows (4)
  • Handphone (12)
  • Hardware (9)
  • Harga (2)
  • Horror (5)
  • Info Gaming (2)
  • Internet (8)
  • Jaringan (15)
  • Kilas Info (102)
  • Komputer (45)
  • Music (1)
  • Musik (2)
  • PPC (4)
  • Programming (2)
  • Racing (4)
  • Review (9)
  • Review Anime (1)
  • Review Game (27)
  • Review hardware (2)
  • Shooting (4)
  • Sistem Operasi (1)
  • Software (4)
  • Software Windows (1)
  • Solusi (2)
  • Sony (1)
  • Sport (3)
  • Strategy (1)
  • Teknologi (5)
  • Tips (21)
  • Tutorial (45)
  • Tutorial Android (1)
  • Tutorial Blog (1)
  • Tutorial Game (6)
  • Tutorial Windows (1)
  • Virus (3)
  • wordpress (3)
Diberdayakan oleh Blogger.

 
Cewek Terlarang powered by blogger.com
Design by Free7 Blogger Templates Simple Clean